Dikutip dalam media https://memoindonesia.com/ Dua mahasiswi prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Tarbiyah Universitas Ibrahimy, Situbondo berhasil menyabet dua penghargaan sekaligus.
Penghargaan itu didapatkan pada lomba tingkat nasional yang diselenggarakan oleh UIN Sumatera Utara Medan.
Ke dua mahasiswa berprestasi itu adalah Nurul Wildatil Maula, sebagai peraih juara 2 dari cabang Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ). Kemudian, Sri Wahyuni, sebagai juara 3 dari cabang Microteaching.
Kepastian prestasi ini diketahui setelah pihak kampus menerima surat keputusan dari panitia penyelenggara, Senin (30/8/2021).
Prestasi membanggakan ini, menambah daftar panjang segudang prestasi lain yang diraih oleh mahasiswa sebelum-sebelumnya. Baik ditingkat regional maupun nasional.
Dalam kompetisi yang terdiri dari bidang akademik dan non akademik tersebut, dibagi dalam enam cabang perlombaan. Kompetesinya, diikuti secara online oleh perguruan tinggi negeri dan swasta seluruh Indonesia.
Farhatin Masruroh, kaprodi PIAUD, mengaku merasa bangga dengan prestasi yang diraih oleh santri didiknya. Ke depan, ia berharap akan ada prestasi-prestasi lain yang ditorehkan oleh para mahasiswa di prodi yang ia pimpin.
Menurutnya, perlombaan ini berdampak positif karena dapat mengasah bakat dan minat mahasiswa. Termasuk, bisa menjadi motivasi tersendiri bagi santri yang lain.
“Ini tentu sebuah kebanggaan bagi kami, bisa ikut serta dan memenangkan beberapa cabang,” ungkapnya.
Pihaknya juga mengaku, akan terus mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki santrinya, serta akan lebih aktif lagi dalam berbagai kompetisi.
“Kami terus berusaha semaksimal mungkin, kita akan upgrade, supaya mahasiswa kita punya prestasi di bidangnya masing-masing,” bebernya.
Ia juga mengatakan tidak akan lupa untuk memberikan pembinaan lebih lanjut.
“Akan ada pembinaan lanjutan agar prestasi yang didapat juga bisa berkelanjutan dan menulari yang lainnya, ” imbuhnya.
Sementara, Sri Wahyuni, pemenang kompetisi, menyampaikan, bahwa akan terus mengembangkan potensi yang dimiliki. Baginya juara yang didapat hanyalah bonus. Namun yang terpenting baginya adalah proses menuju juara.
Ia menerangkan, bahwa prestasi itu tidak lantas membuatnya merasa jumawa apalagi menyombongkan diri. Justru prestasi itu menjadi pelecut semangat untuk terus berbenah.
“Insyaallah saya akan tetap mengembangkan kemampuan saya. Karena memang prestasi ini tidak lantas membuat saya berbesar kepala,” pungkasnya. (och)
Masyallah la Quwwata Illa Billah…